Selasa, 20 Agustus 2013

Riya


Hari / Tanggal : Jum'at, 02-Agustus-2013
Tempat            : Masjid Tanbihul Ghofilin (Sukadana)
Penceramah    : Abdul Aziz






Riya adalah sifat suka menampilkan diri dalam beramal, agar amal tersebut dilihat orang dengan maksud ingin mendapat simpati atau pujian.


Muhammad Al-Barkawi, seorang ahli tasawuf mengatakan bahwa riya adalah mencari manfaat duniawi dengan cara menampilkan ukhrawi (akhirat) serta segala hal yang mencerminkan amal tersebut dan penampilan itu sengaja dilakukan supaya dilihat orang lain.


Di dalam sebuah hadits disebutkan :
“ Barangsiapa (berbuat baik) karena ingin didengar oleh orang lain (sum’ah), maka Allah akan memperdengarkan kejelekannya kepada orang lain. Dan barangsiapa (berbuat baik) karena ingin dilihat oleh orang lain (riya), maka Allah akan memperlihatkan kejelekannya kepada orang lain.” (HR. Bukhari)

  • Orang-orang yang suka riya termasuk orang-orang yang munafik.
Firman Allah dalam surat An-Nisa’ : 142 yang artinya sebagai berikut :

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akann membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk bershalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapann manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

  • Orang-orang yang riya juga tergolong orang-orang yang mendustakan agama.
Firman Allahdalam surat Al-Maa’uun : 1-7 yang artinya sebagai berikut :

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya, orang-orang yag berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang yang berguna.”


Alangkah meruginya orang-orang yang bersifat riya, karena mereka bersusah payah mengeluarkan tenaga, harta dan meluangkan waktu, tetapi Allah tidak menerima sedikitpun amal ibadah mereka, bahkan azab yang mereka terima sebagai balasannya.


Sabda Rasulullah saw. :
“Allah tidak akan menerima amal yang terdapat unsur riya di dalamnya walaupun riya itu hanya sebesar dzarrah.” 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar